Wednesday, August 22, 2012

Cara Mengobati Batuk Yang Berkelanjutan


ilustrasi (dok)
Sudah sebulan saya terkena batuk yang disertai dahak berwarna kuning, kadang putih dan terkadang bening. Sampai sebulan ini batuk juga belum sembuh total. Pernah saya mengonsumsi obat warung, tetapi tidak ada hasilnya. Hanya saja frekuensi batuk saya sedikit berkurang.
Pernah saya paksakan batuk dan yang keluar berwarna bening dengan sedikit ada bercak darahnya. Tenggorokan serasa ada apinya, dada kiri atas begitu nyeri.
Ada apa dengan batuk saya ya? lalu bagaimana cara penyembuhannya?


Solusi:

Berdasarkan uraian diatas maka ada kemungkinan diagnosis tuberculosis (TBC) atau pulmonary tuberculosis.
Adapaun dahak yang muncul jika berwarna putih pertanda sakit tersebut belum lama berlangsung. Jika terlalu lama dan jika terjadi infeksi sekunder, maka sputum akan berwarna kekuning-kuningan hingga kuning. Bila sudah parah, berat, atau berlangsung lama (kronis), maka sputum dapat berwarna merah (hemoptoe, batuk darah).

Yang perlu diketahui, penderita TBC memiliki tanda dan gejala. Apabila tidak memiliki tanda atau tanda yang dikeluarkan hanya beberapa saja, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan yang berupa:

1. Cek Fisik
Meliputi tanda-tanda sistemik, berat badan, kerongkongan dan pembuluh limpa.

2. Cek Penunjang
Pada pemeriksaan ini meliputi  foto Rotgen dada (thorax) dan pemeriksaan kuman TBC melalui dahak, apusan laring, kubah lambung dan bronkoskopi. Selai itu, dilakukan pula tes tuberklulin menggunakan kuman TBC yang disuntikkan.

Cara menanganinya:
Pada tahun1990-an WHO dan IUATLD telah mengembangkan strategi penanggulangan TB yang dikenal sebagai strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short-course) dan  terbukti sebagai strategi penanggulangan yang secara ekonomis paling efektif (cost-efective). Pengobatan TBC diberikan dalam 2 tahap, yaitu:

1. Tahap awal (intensif)
Di tahap intensif (awal) penderita mendapat obat setiap hari dan perlu pengawasan secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi (kebal) obat. Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya penderita menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian besar penderita TBC BTA (Basil Tahan Asam) positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam waktu 2 bulan.

2. Tahap Lanjutan
Di tahap lanjutan si penderita mendapat jenis obat lebih sedikit, namun jangka waktu meminumnya jadi lama. Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persistent sehingga mencegah terjadinya kekambuhan Panduan OAT (Obat Anti Tuberkulosis) yang digunakan oleh Program Nasional Penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia:

Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3.
Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3.
Kategori Anak: 2HRZ/4HR

Selain kategori ini, disediakan paduan obat sisipan (HRZE)

Keterangan:
Isoniazid (H)
Rifampicin (R)
Pyrazinamide (Z)
Ethambutol (E)
Streptomycin (S)

Setelah itu penderita akan mendapat saran dari dokter bahwa TBC itu mudah menular, sehingga penderita perlu isolasi sementara. Isolasi adalah penderita TBC dilarang bepergian kemana-mana agar penyakitnya tidak menular. Apabila berdiam di rumah sudah tidak memungkinkan alangkah baiknya di isolasi di rumah sakit di ruang khusus penderita TBC.

Gunakan tisu sekali pakai apabila batuk atau bersin yang langsung dibuang dan jangan sampai dipakai kembali.
Penanganan yang berkelanjutan dan komprehensif, maka TBC dapat dicegah dan dapat disembuhkan. 
Share this article :

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...