Monday, August 6, 2012

Orang yang Banyak Bohong Ternyata Lebih Sering Sakit


Ilustrasi( dok )
Seperti ungkapan bahwa orang jujur memang disayang Tuhan, oleh sebab itu, bisa jadi itulah mengapa orang jujur bisa lebih sehat dibandingkan dengan yang tidak jujur. Sebuah penelitian menemukan bahwa orang yang sering berbohong cenderung lebih sering mengalami sakit kepala, stres maupun merasa cemas.


Seorang peneliti dari University of Notre Dame melakukan percobaan terhadap kurang lebih 110 orang. Separuh dari  peserta diminta berhenti atau mengurangi berkata bohong selama kurang lebih 10 minggu, sedangkan separuh diantaranya tidak diberi instruksi khusus agar tidak berbohong.

Para peserta berusia genap 18 - 71 tahun, baik laki-laki maupun perempuan dari berbagai etnis dengan tingkat pendapatan. Semua peserta datang ke laboratorium setiap minggunya untuk mengisi kuesioner kesehatan dan menjalani tes polygraph untuk mengetahui seberapa banyak kebohongan yang mereka lakukan selama seminggu masa penelitain.

Dan hasilnya, ketika peserta dalam kelompok tanpa bohong dan tidak mengatakan kebohongan lebih dari 3 kali dalam tiap minggunya, gejala sakit kepala, sakit tenggorokan, ketegangan, kecemasan seta masalah lainnya lebih berkurang dibandingkan pada kelompok yang tidak diminta untuk berhenti berbohong.
Hubungannya cukup jelas bukan? Bahwa dengan tidak berbohong sangat berkaitan dengan kondisi kesehatan yang menjadi lebih baik bagi setiap individu tentunya . Tapi dipikir - pikir itu semua merupakan cara yang lebih menarik untuk disimak," seperti ungkapan  peneliti, Anita Kelly yang dilansir oleh HealthDay, Minggu ( 5-8-2012 ).

Kelompok yang diminta mengurangi aktifitas berbohong, gangguan kesehatan mental dan fisik mereka berkurang 3 - 4 kali lebih sedikit dalam waktu setiap minggunya dibandingkan dengan kelompok yang tidak diminta untuk tidak berbohong. Kelompok tanpa bohong juga mengatakan hubungan dekat pribadinya semakin lebih baik dan interaksi sosialnya juga semakin lebih lancar.

Pada akhir penelitian, segelintir orang peserta bahkan mampu menemukan cara-cara lebih cerdas supaya terhindar dari berkata bohong. Salah satu contohnya digambarkan dari prestasi sebenarnya yang dicapai dalam keseharian, tanpa harus membesar-besarkan prosses pencapaian yang mereka lalui.

"Ternyata pikiran berbohong bisa memicu timbulnya stres, menyebabkan kecemasan, bahkan depresi tinggi"

"Dengan mengurangi kebohongan tidak hanya baik untuk hubungan, tapi juga baik untuk diri sendiri. Kebanyakan orang tahu dampak buruk dari berbohong terhadap hubungan, tapi tidak mengenali sejauh mana kebohongannya itu dapat menyebabkan stres," ujar  Dr Bryan Bruno, psikiater di Lenox Hill Hospital di New York City.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa di Amerika rata-rata berbohong sebanyak kurang lebih 11 kali setiap minggunya. Mulai dari melakukan kebohongan kecil yang dilakukan untuk menyelamatkan gengsi mereka, sehingga dengan melakukan kebohongan besar berkaitan dengan integritas, loyalitas, maupun hal-hal serius yang lain.

Kelly berpendapat dengan melakukan sebuah  penelitian ini mempunyai perberbeda dari sebagian besar literatur ilmiah dikarenakan tidak terfokus pada cara mendeteksi kebohongan saja, akan tetapi lebih menekankan untuk berkonsekuensi kesehatan yang dapat  diakibatkan dari melakukan berbohong besar.
Share this article :

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...