Sunday, August 5, 2012

Diusianya Yang Baru Berumur 2 Tahun Tetapi Harus Makan Lemak Dengan Porsi Seperti Orang Dewasa


Ceili Irwin ( dok )
Anak kecil Ceili Irwin ini diharuskan makan krim, mayones serta mentega dengan porsi dobel, beserta makanan berlemak lainnya yang menyamai porsi lemak bagi orang dewasa. Padahal Ceili hanya seorang gadis cilik yang baru berusia genap 2 tahun.


dia harus mendapatkan program diet khusus dengan menambahkan 103 g lemak, lebih tinggi dari 95 g porsi lemak yang direkomendasikan untuk orang dewasa.

Tapi meskipun asupan lemaknya lebih tinggi, ukuran tubuh Ceili ( 2 tahun ) tetap terlihat normal untuk anak seusianya dan berkembang dengan lebih baik.


Ceili mengalami kondisi yang biasa disebut sindrom Dravet, yang berarti tubuhnya tidak bisa menghasilkan sendiri protein yang cukup. Hal ini menyebabkan otaknya menjadi terlalu aktif sehingga memicu kejang - kejang.

Ia tidak bisa makan karbohidrat dan harus banyak makan yang mengandung lemak untuk meredam kejang. Selain makan 3 kali seharinya, asupan lemak Ceili harus ditambah setiap malamnya dengan minuman shake yang tinggi kadar lemaknya. Makanan berlemak bisa menghindari tubuh Ceili mengalami kasus kejang - kejang.
.
Perkembangan tubuh dan perilakunya sempat terganggu karena terlambatnya diagnosis. Tapi semenjak mendapatkan asupan porsi lemak yang cukup, Ceili kini menjadi lebih aktif, bisa berenang dan bermain di luar rumah bersama teman-temannya.

Sindrom Dravet juga dikenal sebagai Severe Myoclonic Epilepsy of Infancy ( SMEI atau Epilepsi Myoclonic parah pada bayi ), yaitu suatu bentuk epilepsi yang jarang dijumpai, yang dimulai pada masa bayi.

Kejang biasanya terjadi dalam waktu yang berkepanjangan pada 2 tahun pertama kehidupannya. Karena itu, individu dengan sindrom langka ini memiliki risiko kematian mendadak yang sangat tinggi. maka waspadalah


Seperti dikutip dari dravetfoundation.org, ciri-ciri bayi yang mengalami sindrom Dravet diantaranya:
1. Kejang dari berbagai jenis mulai dari 12 bulan pertama kehidupan
2. Kejang dimulai dengan demam, tetapi kemudian juga muncul tanpa demam
3. Kejang terjadi berkepanjangan
4. Kejang tidak merespons obat antikonvulsan standar
5. Perkembangan tubuh biasanya normal di awal, tapi memperlambat ditahun berikutnya
            
6. Kejang mioklonik terjadi di sekitar usia 18 bulan usia
7. Kejang bisa terjadi ketika berhubungan dengan vaksinasi, mandi air panas, atau suhu hangat.
Share this article :

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...